Hidayatullah.com - Ketika Ir, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan RI di Jakarta pada 17 Agustus 1945. Dunia belum mengakuinya. H. Agus Salim pun menggalang dukungan ke Negara-negara di Timur Tengah. Namun, saat itu belum juga mendapat dukungan yang signifikan. Dan saat itu, Palestina tampil sebagai Negara pertama kali yang mengakuinya. Selain itu, Mufti Palestina Muhammad Amin Al-Husain mendesak agar Negara-negara Timur Tengah mengakui kemerdekaan Indonesia.
Hal ini disampaikan Ferry Nur dalam Simposium Palestina yang diadakan oleh Puskomda Institut Teknoligi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sabtu (6/12). Menurut Wawan Ismanto, Ketua Puskomda ITS, Simposium penggalangan dana untuk Palestina ini diadakan untuk memperingati hari jadi Intifadhah pada 9 Desember nanti. Sebelumnya Puskomda berkoordinasi dengan Puskomnas Unair mengadakan penggalangan dana di seluruh perguruan tinggi se-Surabaya. Hingga terkumpul dana sekitar 24 juta rupiah.
Kegiatan yang luar biasa ini, diakui Wawan masih sangat jauh dibanding perjuangan mujahid Palestina.
"Namun, hal inilah yang baru bisa kami bantu, semoga bisa bermanfaat” tutur mahasiswa tingkat tujuh ini.
Di sela-sela ceramahnya, Sekjen Kispa dari Jakarta ini mengatakan, jasa Palestina terhadap Indonesia tidak waktu kemerdekaan saja. Pada saat Gaza sedang diblokade oleh Israel, rakyat Palestina masih sempat menyumbangkan uangnya untuk korban gempa di Jogjakarta. Begitu juga sewaktu Tsunami di Aceh, rakyat Palestina turut menyumbang. “Oleh karena itu, Indonesia berhutang budi terhadap rakyat Palestina,” tuturnya.
Menolong rakyat Palestina, menurut Ferry bukan karena faktor Negara, kemanusiaan, dan HAM, melainkan permasalahan aqidah. Al-Quds adalah amanah Khalifah Umar Bin Khattab yang harus dijaga dari tangan penjajah, Israel. Tidak hanya itu, Palestina merupakan salah satu dari tiga kota suci ummat Islam yang dulu pernah menjadi kiblat umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam seluruh dunia harus menjaganya.
Namun, menurut Ferry, kesadaran Negara Islam belum tergugah. Dari populasi Muslim dunia, sekitar 1,3 Milyar tidak berkutik ketika rakyat Palestina diblokade oleh Israel. Mereka kelaparan, terserang penyakit, hidup tanpa gizi, namun dunia Islam tidak bergeming.
“Umat Islam, kini ibaratnya berada di bawah ketiak Amerika dan Yahudi, tidak berani melakukan perlawanan sedikitpun,”ungkapnya ke pada, www.hidayatullah.com. Agar hal itu sirna, menurutnya umat Islam harus menghilangkan rasa al-wahn (cinta dunia dan takut mati). Jika dua hal itu hilang, niscaya sinergitas antar Negara muslim dalam melawan Israel akan terbangun.[anshar/www.hidayatullah.com] Sunday, 07 December 2008 13:48
Ah, cuma masalah pengakuan aja kok …..
Eiiitts .....Masih ingat kasus kemerdekaan kosovo dari di tahun 2008 yang lalu? pengakuan sebuah bangsa/negara terhadap kemerdekaan dan kedaulatan negaranya adalah hal yang sangat penting. Makanya dalam klausul mukadimah UUD 1945, Indonesia sangat menghargai akan pentingnya sebuah kedaulatan dan kemerdekaan suatu bangsa/negara. Dan sebuah pengakuan itu memang penting !
Atau coba contoh kasus yang lain, pada tahun 2004-2005 di saat blokade israel terhadap wilayah jalur gaza terus terjadi, ternyata rakyat Palestina masih sempat-sempatnya menyisihkan harta & memberikan bantuannya untuk masyarakat Indonesia yang terkena gempa di wilayah NAD (tsunami) juga gempa di Jogjakarta dan sekitarnya… Subhanallah! Seharusnya bangsa ini malu, takala ada sebagian dari kita yang mencoba untuk tulus membantu, baik dengan harta bahkan jiwa, atau bahkan hanya dengan sekedar do’a. Ternyata masih ada sebagian dari masyarakat ini yang mencibir, bahkan tidak sedikit yang merasa sinis… menghina .
Apa yang sudah diberikan untuk saudara-saudara kita di Palestina ?
Hasbunallahu Wa Ni’mal Wakiil..
Semoga Allah Subhana Wa Ta'ala senantiasa meridhloi setiap langkah upaya kita. Amin...!!
Hal ini disampaikan Ferry Nur dalam Simposium Palestina yang diadakan oleh Puskomda Institut Teknoligi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Sabtu (6/12). Menurut Wawan Ismanto, Ketua Puskomda ITS, Simposium penggalangan dana untuk Palestina ini diadakan untuk memperingati hari jadi Intifadhah pada 9 Desember nanti. Sebelumnya Puskomda berkoordinasi dengan Puskomnas Unair mengadakan penggalangan dana di seluruh perguruan tinggi se-Surabaya. Hingga terkumpul dana sekitar 24 juta rupiah.
Kegiatan yang luar biasa ini, diakui Wawan masih sangat jauh dibanding perjuangan mujahid Palestina.
"Namun, hal inilah yang baru bisa kami bantu, semoga bisa bermanfaat” tutur mahasiswa tingkat tujuh ini.
Di sela-sela ceramahnya, Sekjen Kispa dari Jakarta ini mengatakan, jasa Palestina terhadap Indonesia tidak waktu kemerdekaan saja. Pada saat Gaza sedang diblokade oleh Israel, rakyat Palestina masih sempat menyumbangkan uangnya untuk korban gempa di Jogjakarta. Begitu juga sewaktu Tsunami di Aceh, rakyat Palestina turut menyumbang. “Oleh karena itu, Indonesia berhutang budi terhadap rakyat Palestina,” tuturnya.
Menolong rakyat Palestina, menurut Ferry bukan karena faktor Negara, kemanusiaan, dan HAM, melainkan permasalahan aqidah. Al-Quds adalah amanah Khalifah Umar Bin Khattab yang harus dijaga dari tangan penjajah, Israel. Tidak hanya itu, Palestina merupakan salah satu dari tiga kota suci ummat Islam yang dulu pernah menjadi kiblat umat Islam. Oleh karena itu, umat Islam seluruh dunia harus menjaganya.
Namun, menurut Ferry, kesadaran Negara Islam belum tergugah. Dari populasi Muslim dunia, sekitar 1,3 Milyar tidak berkutik ketika rakyat Palestina diblokade oleh Israel. Mereka kelaparan, terserang penyakit, hidup tanpa gizi, namun dunia Islam tidak bergeming.
“Umat Islam, kini ibaratnya berada di bawah ketiak Amerika dan Yahudi, tidak berani melakukan perlawanan sedikitpun,”ungkapnya ke pada, www.hidayatullah.com. Agar hal itu sirna, menurutnya umat Islam harus menghilangkan rasa al-wahn (cinta dunia dan takut mati). Jika dua hal itu hilang, niscaya sinergitas antar Negara muslim dalam melawan Israel akan terbangun.[anshar/www.hidayatullah.com] Sunday, 07 December 2008 13:48
Ah, cuma masalah pengakuan aja kok …..
Eiiitts .....Masih ingat kasus kemerdekaan kosovo dari di tahun 2008 yang lalu? pengakuan sebuah bangsa/negara terhadap kemerdekaan dan kedaulatan negaranya adalah hal yang sangat penting. Makanya dalam klausul mukadimah UUD 1945, Indonesia sangat menghargai akan pentingnya sebuah kedaulatan dan kemerdekaan suatu bangsa/negara. Dan sebuah pengakuan itu memang penting !
Atau coba contoh kasus yang lain, pada tahun 2004-2005 di saat blokade israel terhadap wilayah jalur gaza terus terjadi, ternyata rakyat Palestina masih sempat-sempatnya menyisihkan harta & memberikan bantuannya untuk masyarakat Indonesia yang terkena gempa di wilayah NAD (tsunami) juga gempa di Jogjakarta dan sekitarnya… Subhanallah! Seharusnya bangsa ini malu, takala ada sebagian dari kita yang mencoba untuk tulus membantu, baik dengan harta bahkan jiwa, atau bahkan hanya dengan sekedar do’a. Ternyata masih ada sebagian dari masyarakat ini yang mencibir, bahkan tidak sedikit yang merasa sinis… menghina .
Apa yang sudah diberikan untuk saudara-saudara kita di Palestina ?
Hasbunallahu Wa Ni’mal Wakiil..
Semoga Allah Subhana Wa Ta'ala senantiasa meridhloi setiap langkah upaya kita. Amin...!!